Sekilas tentang World War 3 Illustrated
Didirikan pada tahun 1980 oleh Seth Tobocman dan Peter Kuper, World War 3 Illustrated adalah hasil kerja penuh semangat yang dijalankan oleh kolektif seniman dengan tujuan bersama: menciptakan wadah bagi komik politik, grafis, dan cerita.
Dalam beberapa tahun, dewan redaksi yang bergantian pernah melibatkan nama-nama seperti Seth, Peter, Sabrina Jones, Scott Cunningham, Kevin Pyle, Nicole Schulman, Eric Drooker, Susan Wilmarth, Christopher Cardinale, Ryan Inzana, Paula Hewitt, dan Chuck Sperry, serta banyak lainnya. Majalah ini tidak akan bertahan tanpa usaha kolektif dan sumbangsih banyak seniman serta penulis yang menyumbangkan karya dan bakat mereka. Dalam struktur majalah ini, editor dan kontributor mendapat bayaran yang sama — majalah yang mereka bantu bangun bersama. Hanya pencetak dan distributor yang dibayar, sementara semua keuntungan dialokasikan untuk produksi edisi berikutnya.
WW3 bukan tentang perang yang mungkin terjadi, melainkan perang yang terus berlangsung yang dipimpin oleh para pemimpin kita, di berbagai penjuru dunia dan bahkan di depan pintu rumah kita sendiri. WW3 juga menyoroti konflik yang kita jalani antar sesama, dan kadang-kadang peperangan yang terjadi di dalam pikiran kita sendiri.
Jika kami punya manifesto (meskipun sebenarnya tidak), mungkin bunyinya: jika kamu ingin berbicara soal perubahan sosial, majalah adalah tempat yang cukup baik untuk memulainya. WW3 berfungsi sebagai gambaran kecil dari masyarakat yang ingin kami lihat. Isi lebih dihargai daripada gaya, dan ide tidak dinilai berdasarkan popularitas, melainkan substansi. Seniman diberi ruang untuk menyampaikan karya mereka kepada audiens serta kesempatan untuk berdiskusi dan menguji gagasan dalam suasana kolektif.
Kontributor WW3 beragam, dari pemula hingga aktivis berpengalaman. Banyak seniman yang kariernya melejit setelah karya pertama mereka dipublikasikan di halaman kami. Meskipun beberapa dari mereka telah menampilkan karya di museum dan majalah besar, mereka tetap kembali ke WW3 sebagai salah satu dari sedikit tempat yang bebas sensor bagi karya seni mereka.
World War 3 telah menjadi dokumen sejarah kolektif kita — termasuk banyak aspek yang diabaikan oleh media arus utama — dari bayang-bayang Ronald Reagan, Iran-Contra, Kerusuhan Tompkins Square, Perang Teluk, genosida di Bosnia, 9/11, invasi Irak, hingga korupsi berkelanjutan di pemerintahan Bush. Kami juga mengangkat isu personal seperti ras, agama, dan hubungan seksual, serta melukiskan mimpi dan mimpi buruk, nyata maupun imajinasi. Selama lebih dari 25 tahun, kami terus mengangkat berbagai tema ini dan kami baru saja mulai.